Monthly Archives: Oktober 2014

Masalah Utama Dan Solusi Perbaikan Printer

Masalah Utama Dan Solusi Untuk Perbaikan Printer

Kamu mempunyai printer yang sering rewel dengan berbagai masalah? sebenarnya semua tipe dan merk printer ini juga mempunyai masalah yang memang biasa, misalnya mulai tidak bisa mencetak hingga hasil yang tidak sesuai dengan yang diinginkam, namun jangan kawatir, semua itu bisa diatasi, kali ini akan dibahas berbagai masalah tentang printer yang biasa terjadi dan solusi untuk mengatasinya.

  1. Missing Error for Driver Pinter

Masalah yang biasa terjadi ini adalah pada driver daripada printer kamu, yang mengakibatkan pengaturan dalam printer yang kacau, solusinya dengan update driver yang kamu pakai atau download driver baru yang ada di web resmi masing-masih merk printer, namun untuk yang sudah memakai windows terbaru, biasanya kejadian ini jarang terjadi.

  1. Ukuran Kertas

Hal ini terjadi biasanya di beberapa printer yang model agak lama saja, biasanya printer tidak bisa secara otomatis mendeteksi ukuran kertas yang pas, jadi anda harus mengatur ukuran kertas yang pas untuk mencetaknya.

  1. Paper Jam

Jika anda pernah menemui saat memprint tiba-tiba print berhenti? nah itu dinamakan paper jam, biasnya ini disebabkan karena penempatan kertas yang kurang pas, sehingga tertekuk atau bisa juga robek, cara mengatasinya cukup mudah, hanya membuka bagian belakang tempat roll printer dan menarik kertas dan potonganya keluar.

  1. Lost Connection

Lost Connection ini terjadi karena printer tidak menjalankan proses printing. cara mengatasinya hanya dengan cek kembali kabel yang menghubungkan antara printer dan komputer atau mengatur kembali setting di Control Panel komputer anda.

  1. Faded Print

JIka Hasil cetak yang samar-samar karena tinta sudah hampir habis ini dinamakan Faded Print, cara mengatasinya dengan isi tinta atau beli catridge yang baru.

  1. Ink Smear

Jika menemukan hasil printing yang banyak noda dan biasanya terjadi pada printer laser dimana tinta yang tumpah di printer ini disebut dengan Ink Smear, cara mengatasinya bisa dengan ganti catridge anda.

  1. Ghosting

Untuk yang ini, jika hasil printing anda berbayang hal ini disebut dengan ghosting, cara mengatasinya dengan mengganti catridge anda.

  1. Tinta Printer Membeku

Tinta yang membeku ini susah untuk dikenali, karena biasanya ketika hasil print yang keluar ini kertas tetap kosong, dan cara mengatasinya adalah dengan mengganti catridge yang baru atau juga bisa dengan menaruh catridge yang membeku ke dalam air panas hingga terlihat adan tinta yang keluar dan itu tandanya tinta sudah cair.

Referensi : Ruang Teknologi

Cara Praktis Untuk Mempercepat Kinerja Laptop/Komputer

Cara Praktis Dan Mudah Untuk Mempercepat Kinerja Laptop/Komputer

Jika anda sering merasakan kinerja dari laptop dan kumputer yang kurang maksimal, dan mengalami proses kinerja yang lambat, bukan berarti Laptop dan Komputer dengan spesifikasi mumpuni tidak akan mengalami hal ini, karena memang hal yang umum terjadi ini bisa diakibatkan oleh kebanyakan program yang berjalan atau kemasukan virus dalam perangkat anda. Namun jangan kawatir, berikut ini 5 cara praktis dan mudah mempercepat kinerja laptop atau komputer anda.

  1. Uninstal Program yang Tidak Dipakai

Walau program tidak pernah dijalankan, program yang menyimpan settingannya di registry ini akan tetap mempengaruhi kinerja komputer atau laptop anda, karena saat komputer dijalankan, registry ini akan meload di memory, sehingga makin besar ukuranya, memori yang digunakan juga semakin besar.

  1. Defragment Harddisk

Defragment ini berguna untuk menata ulang file-file yang ada agar lebih sesuai dengan tempatnya, caranya pun cukup mudah, Ini bisa dilakukan melalui menu Properties > System Tools > Disk Defragment, jadi lebih baik secara berkala anda mendefragment harddisk anda.

  1. Scan Komputer atau Laptop

Untuk yang namanya virus ini memang sangat tidak disukai, karena sangat mempengaruhi dari kinerja suatu sistem, dan mengakibatkan kinerja dari laptop atau komputer juga akan menurun, bahkan bisa menjadikan sangat lambat, maka dari itu, dijaga agar komputer atau laptop anda bebas dari virus.

  1. Periksa Program-Program Yang Berjalan otomatis 

Program ini selalu berjalan ketika kita menghidupkan laptop atau komputer kita, periksalah program apa itu, jika memang tidak terlalu dibutuhkan bisa anda uninstal atau jangan di jalankan saat start up.

  1. Instal Ulang 

Dengan sistem yang memang sudah sangat lama, dan penuh dengan program yang banyak yang memang jarang dipakai, dan apabila sudah di optimasi namun masih tetap saja lambat, lebih baik anda instal ulang Sistem Operasi di laptop atau komputer anda, karena biasanya dengan sistem operasi yang lebih fresh kinerjanya juga akan kembali seperti sedia kala, jika memungkinkan di instal dengan sistem operasi yang lebih baru atau upgrade sistem operasinya, namun jika memungkinkan untuk itu maka cek spesifikasi dari OS yang akan di instal dulu.

Diambil dari ; Ruang Teknologi

Manfaat Berjalan Tanpa Alas Kaki

6 Manfaat Berjalan Tanpa Alas Kaki

Oleh : Aditya Eka Prawira


Berjalan kaki tanpa alas selama 60 menit setiap hari akan mendatangkan beragam manfaat kesehatan bagi kita.
Berjalan tanpa alas kaki memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Meski dianggap cara kuno oleh segelintir orang, tapi manfaat dari berjalan tanpa alas kaki akan dirasakan kemudian hari, tanpa banyak yang menyadari.
Berjalan tanpa alas kaki akan mendekatkan kita dengan alam dan bumi ini. Koneksi yang terbuhung antara energi dari dalam bumi dan dalam tubuh kita, turut memengaruhi kesehatan tubuh secara positif.
Kita perlu tahu bahwa bumi memiliki sumber elektron bebas bermuatan negatif yang tidak terbatas. Ketika kaki berhubungan langsung dengan tanah, secara alami energi dari bumi akan mengalir ke dalam tubuh melalui kaki kita. Lantas, apa saja manfaat yang didapat ketika kita berjalan tanpa alas?
1. Menangkal radikal bebas, yang dapat membantu kita mengurangi rasa stres, dan membantu kita cepat sembuh dari beragam penyakit, cedera, dan trauma.
2. Dapat mengurangi peradangan kronis yang telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi seperti jantung, diabetes, kanker, arthritis, dan lain-lain.
3. Berjalan tanpa alas kaki juga sangat menguntungkan bagi pasien dengan kondisi auto imun.
4, Dapat meningkatkan kualitas tidur
5. Dapat menyeimbangkan hidup kita
6. Terpenting, dapat meningkatkan sirkulasi darah kita.
Maka itu, mulai sekarang usahakan untuk berjalan tanpa alas kaki di halaman rumah atau ketika kita mengunjungi taman atau pantai. Lakukan selama 60 menit, keuntungan lebih besar akan didapat.

Credit: Gabriel Abdi Susanto

Diadaptasi dari : Liputan 6 Health

Bersedekah Kepada Kerabat

Bersedekah kepada Kerabat

Oleh:  Moch Hisyam

Diriwayatkan dari Anas, beliau berkata, “Abu Thalhah adalah salah seorang sahabat Anshar yang paling banyak memiliki harta dari kebun kurma di Madinah. Harta kekayaan yang paling disukainya adalah kebun Bairuha yang berhadapan dengan masjid. Rasulullah SAW sering masuk ke kebun itu dan minum air yang bersih di dalamnya.”

Anas pun mengatakan, mengenai turunnya ayat yang berbunyi, “Kamu sekalian sekali-kali tidak sampai pada kebajikan yang sempurna sebelum kamu sekalian mendermakan sebagian harta yang kamu cintai. (QS Ali Imran:92).”

Abu Thalhah datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah SWT berfirman, ‘Kamu sekalian sekali-kali tidak sampai pada kebajikan yang sempurna sebelum kamu sekalian mendermakan sebagian harta yang kamu cintai,’ sedangkan harta yang paling saya cintai adalah kebun Bairuha.” Kini kebun itu saya sedekahkan karena Allah, dengan harapan kebajikannya dan simpanan (pahala)nya di sisi Allah SWT., maka letakkanlah kebun itu wahai Rasulullah sesuai dengan apa yang diberitahukan Allah kepadamu.”

Rasulullah SAW bersabda, “Bagus! Itulah harta yang menguntungkan. Saya telah mendengar apa yang kamu katakan dan saya berpendapat, sebaiknya kebun itu kamu jadikan sedekah kepada sanak kerabat.” Abu Thalhah berkata, “Saya laksanakan ya Rasulullah.” Kemudian Abu Thalhah membagi-bagikan kebun itu untuk sanak kerabat dan anak-anak pamannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Kisah yang terdapat dalam hadis diatas, menunjukkan kepada kita akan keutamaan bersedekah kepada kerabat. Bersedekah itu dapat diberikan kepada siapa saja dan dapat dikelola menjadi potensi ekonomi masyarakat. Tapi, Rasulullah SAW menyarankan kepada Abu Thalhah untuk menyedekahkannya kepada kerabatanya. Itu harus menjadi skala prioritas, sebelum bersedekah ke orang lain. Sebab, roh dari sedekah adalah untuk mempererat jalinan antar manusia yang dimulai dari hubungan kekerabatan, antar tetangga, kemudian pembinaan masyarakat secara lebih luas. Hal ini tampak jelas surah Al-Baqarah (2) ayat 215;

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.”

Selain itu, dalam ajaran Islam, mempererat hubungan kekerabatan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Dan, pemberian sedekah kepada kerabat merupakan upaya menjaga, memelihara, dan mempertahankan hubungan kekerabatan. Ketika kita bersedekah kepada kerabat, kita mendapatkan dua pahala.

Pertama, pahala sedekah itu sendiri.

Kedua, pahala menyambung tali kekerabatan. Rasulullah SAW bersabda;

Sedekah kepada orang miskin hanya mendapatkan pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak kerabat mengandung dua keutamaan, yaitu sedekah dan menyambung tali kekerabatan.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Untuk itu, dahulukan bersedekah kepada kerabat yang miskin atau yatim sebelum kepada orang lain. Allah berfirman;

’’(Kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat.’’ (QS Al-Balad: 15).

Rasulullah SAW  bersabda;

Untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada barulah untuk ini dan itu.” (HR Ahmad dan Muslim).

Bersahabat Karena Allah

Bersahabat Karena Allah

Oleh: Bahrus Surur-Iyunk

Saat masih di Makkah, Rasulullah SAW pernah kedatangan seorang tamu yang buta, Ibnu Ummi Maktum. Ia berkata;

Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku dari apa yang Allah ajarkan kepadamu.”

Saat itu, Rasulullah SAW sedang bercengkerama dengan para pembesar kaum kafir Quraisy. Karena menganggap mereka lebih penting dalam mengembangkan dakwah di kemudian hari, Rasul pun berpaling dari sahabatnya yang buta ini.

Rasulullah SAW bertanya kepada para pembesar Quraisy;

Apakah menurutmu apa yang aku katakan (tentang dakwah tauhid) ini  baik?

Salah seorang lelaki pembesar musyrikin itu menjawab, “Tidak”.

Atas kejadian ini turunlah surat Abasa sebagai teguran atas sikap Rasulullah SAW yang memalingkan dan bermuka masam terhadap sahabatnya itu. (HR At-Tirmidzi dari Aisyah ra nomor 2651). Di kemudian hari, ketika Rasulullah SAW telah tinggal di Madinah, beliau memiliki kebiasaan singgah di sebuah masjid yang ia lewati.

Di sana, ada seorang perempuan hitam yang, menurut Imam Baihaqi dalam Subulussalam, bernama Ummu Mihjan. Ia biasa menyapu masjid. Setiap datang ke masjid itu, Rasulullah SAW menyapanya.

Pada suatu hari,  Rasulullah SAW berkunjung kembali dan menanyakan tentang perempuan itu, “Di mana dia dan bagaimana kabarnya?” Para sahabat lalu  mengabarkan perempuan itu telah meninggal dunia. Ada kesan para sahabat menganggap kecil urusan itu sehingga merasa tak perlu mengabarkannya kepada Nabi. Nabi SAW pun berujar, “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku? Tunjukkan di mana kuburannnya!” Lalu, Nabi SAW mendatangi kuburannya dan shalat jenazah di atasnya. (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).

Dua riwayat ini hendak menggambarkan betapa Islam memandang manusia itu sama derajatnya di sisi Allah. Yang berbeda hanyalah takwanya. Karena tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui kedalaman takwa, seseorang bisa mempertimbangkannya berdasarkan keimanan.

Inilah yang mendasari segala aktivitas sosial seorang Muslim, termasuk di dalamnya pertemanan atau persahabatan. Pertemanan dalam Islam tak bergantung jabatan, harta kekayaan, dan kesempurnaan jasmaniah. Rasul ditegur Allah karena bermuka masam terhadap orang buta tapi beriman. Di sisi lain, Rasul menganggap penting perempuan hitam yang istiqamah membersihkan masjid.

Hal itu berbeda dengan realitas sosial yang terjadi belakangan ini. Sebelumnya, begitu banyak orang melakukan pendekatan, menjalin persahabatan, berbagi uang, sembako, dan sebagainya untuk mendapatkan suara. Sebentar lagi, kita menyaksikan begitu banyak orang yang mendekati dan membangun keakraban dengan mereka yang mendapat ujian jabatan kekuasaan sebagai anggota dewan. Ibarat gula dan semut, di mana ada yang berasa manis di sana ada semut yang mengerubutinya. Rupanya, jalinan pertemanan di era kekinian seakan hanya didasarkan pada kepentingan sesaat. Jika tidak perlu, tidak membutuhkan, dan tidak penting secara duniawi, persahabatan itu tidak terjalin.

Dalam konteks berpolitik, model koalisi yang dilakukan partai-partai politik pun tidak jauh dari kepentingan untuk berebut dan berbagi kekuasaan. Ketika sedang berkompetisi mereka saling mencela dan menjatuhkan. Namun, saat membutuhkan dan berkepentingan mereka saling mendekati dan bernegosiasi. Betapa indahnya jika koalisi itu didasarkan atas iman karena Allah. Ini berarti membangun hubungan politik antarpartai atas dasar cita-cita kemanusiaan dan keadilan. Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah SAW menyatakan;

’’Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah SWT akan bertanya, ‘Wahai anak Adam, Aku meminta makan dan minum kepadamu, tetapi mengapa engkau tidak mau memberi-Ku makan dan minum?” Si anak Adam menjawab, “Bagaimana mungkin aku memberi Engkau makan sedangkan Engkau Tuhan semesta alam.

Allah SWT berfirman;

Bukankah engkau mengetahui hamba-Ku, si fulan meminta makan dan minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya makan dan minum. Seandainya engkau memberinya makan dan minum, tentu engkan akan dapatkan hal itu di sisi-Ku.” (HR Muslim).

Wallahu a’lamu.

Berpegang Teguh Pada Sunah Rasulullah

Berpegang Teguh pada Sunah Rasulullah

Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, sesungguhnya Allah telah memberi nikmat dan membimbingmu ke jalan yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT telah membuka pintu-pintu kebaikan, menjelaskan jalan-jalan-Nya dan mengajak kalian agar masuk di dalamnya. Maka, ikutilah panggilan ini, bergegas-gegaslah menuju kemuliaan ini, semoga Allah mengasihani kalian.

Allah SWT telah menjelaskan kepada kalian jalan-jalan kejahatan dan melarang kalian melangkah di jalan tersebut. Allah SWT berfirman;

“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am: 153).

Sesungguhnya, Allah SWT telah mengutus Muhammad SAW kepada umat manusia, mengajak mereka kepada perkara hak dan jalan yang lurus, membawa hal-hal yang bisa menjamin kebahagiaan hidup dan kesejahteraan umat manusia.

Merupakan hal mudah bagi setiap orang yang merasa memiliki tanggungjawab dan merasa bahwa amal perbuatannya kelak akan diperhitungkan, untuk berpegang teguh kepada apa yang didatangkan Allah kepada Rasul-Nya, yakni hidayah yang sempurna dan jalan yang lurus.

Hal ini menuntut seorang Muslim untuk mengamalkan apa yang bisa menjadikan agamanya mulia, dan ia dituntut untuk menghargai tanggung jawab yang ada di hadapannya dan terpikul di pundaknya. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah, berlaku ikhlaslah dalam beribadah kepada-Nya. Jangan melakukan perbuatan yang dapat melebur amal baikmu, jangan menyia-nyiakan waktu, dan pelajarilah ajaran-ajaran agamamu yang bisa menjadi penolongmu dalam memerangi hawa nafsu dan godaan setan.

Wahai kaum Muslimin, janganlah kalian melupakan shalat, karena shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Barangsiapa memelihara dan mengamalkannya secara istiqamah, maka ia telah memelihara agamanya. Dan barangsiapa menyia-nyiakannya, maka ia akan lebih menyia-nyiakan kewajiban lainnya. Sukakah kalian menjadi orang-orang yang merugi kelak?

Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, dirikanlah shalat berjamaah sebagaimana Rasulullah SAW telah membimbingnya. Dan ketahuilah, sesungguhnya shalat yang kalian lakukan hanyalah merupakan gambaran.

Karena itu, dirikanlah shalat dengan hati yang khusyu’, tenang dan santun menghadapi Allah SWT. Dengan demikian, shalat kalian akan sampai kepada derajat makbul, mendapat rahmat, ampunan, kemenangan dan keridhaan dari-Nya. Jangan mengabaikan hak-hak kedua orang tuamu, karena Allah SWT telah menyejajarkan hak-Nya dengan hak keduanya dalam banyak ayat kitab-Nya.

Allah SWT berfirman;

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapakmu.” (QS. An-Nisa’: 36).

Kedua orang tua mempunyai hak besar yang harus dipenuhi dengan segala keikhlasan, sepenuh hormat dan sesenang hati. Tidak ada yang mengabaikan hak kedua orang tua, melainkan orang yang keras hati, jauh dari ajaran agama, gelap mata hatinya dan indra matanya.

Wahai hamba Allah, bertakwalah kepada-Nya, perbaiki muamalahmu dengan Allah dan hamba-hamba-Nya. Jauhkanlah riba dan perkataan dusta. Peliharalah baik-baik hak-hak tetangga dengan etika dan tata krama. Semoga Allah memberikan taufik kepadaku dan anda sekalian ke jalan keridhaan-Nya, dan semoga kami dijauhkan dari perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya.

Allah SWT berfirman;

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ’Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13).

* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram

Berjuang Dengan Ikhlas

Berjuang Dengan Ikhlas

Oleh : A Ilyas Ismail

Seperti diketahui, Khalid bin Walid adalah jenderal yang memimpin pasukan Islam melawan tentara Romawi di Yarmuk, Suriah. Dalam sejarah, perang ini dikenal dengan nama Perang Yarmuk.

Perang masih berkecamuk saat datang surat perintah dari Khalifah Umar bin Khattab untuk memberhentikan Khalid bin Walid sebagai pemimpin perang dan menunjuk Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya.

Setelah perang usai, dengan kemenangan di pihak Islam, Abu Ubaidah menyerahkan surat pemberhentian itu kepada Khalid.

“Kenapa baru sekarang diserahkan,” tanya Khalid.

Abu Ubaidah menjawab, “Bukan kerajaan dunia yang kami mau, dan bukan untuk dunia kami berbuat.” (Rijal haula al-Rasul, 262).

Khalid bin Walid dikenal sebagai jenderal perang yang sangat masyhur dan tak terkalahkan. Ia selalu memperoleh kemenangan dalam 100 kali pertempuran yang diikuti baik sebelum maupun setelah ia memeluk Islam.

Ia pantas menerima gelar Pedang Allah (Sayfullah). Dalam Perang Yarmuk, ia membabat begitu banyak musuh, hingga pedangnya sembilan kali patah. Dikatakan, pedang Khalid boleh patah, tetapi pedang Allah (Khalid) tidak boleh patah.

Meskipun dipecat saat di puncak kariernya sebagai militer, Khalid tidak sakit hati, tidak pula galau. Ia tidak berhenti, dan tetap berjuang. Kepada teman-temannya, ia menyatakan bekerja dan berjuang bukan untuk Umar, tetapi untuk Allah.

Ia berjuang secara tulus dan ikhlas. Kini bendera kepemimpinan berada di tangan Abu Ubaidah, sahabatnya. Seperti Khalid, sahabat Nabi yang satu ini, Abu Ubaidah adalah pejuang sejati.

Saat itu, ia tak buru-buru menyerahkan surat penunjukan dirinya sebagai panglima perang kepada Khalid. Alasannya satu dan sama, ia berperang bukan untuk mencari kemuliaan sendiri, melainkan untuk Islam dan kaum Muslimin.

Melebihi kedua orang jenderal di atas, Umar dikenal sebagai khalifah yang arif dan bijaksana. Seperti diketahui, ia sangat jujur, pemberani, bersikap tegas dan  adil, sehingga gelar al-Faruq yakni pemisah yang hak dan batil dilekatkan kepadanya.

Banyak orang bertanya, mengapa Khalifah Umar memberhentikan Jenderal Khalid? Padahal Khalid  brilian dan berprestasi. Khalifah Umar, tentu memiliki alasan-alasannya sendiri. Paling tidak, tiga pelajaran yang ingin beliau tunjukkan.

Pertama, mengingatkan kepada Khalid dan juga kepada setiap Muslim, pangkat dan jabatan bukanlah tujuan. Ia hanyalah amanat perjuangan dan pengabdian.

Kedua, meski selalu meraih kemenangan,  jangan sampai Khalid dipuji berlebihan. Jangan sampai pula kekuatan dan kemenangan Islam bergantung hanya pada Khalid seorang.

Ketiga, menunjukkan kepada dunia, Islam memiliki SDM yang kaya dan kuat, dan kaderisasi kepemimpinan yang dilakukan Umar berjalan baik.

Dalam pandangan Umar, perjuangan Islam adalah sarana untuk mencetak para pemimpin. Dalam kondisi demikian, tidak ada masalah, bendera kepemimpinan dipindahkan dari Khalid ke Abu Ubaidah atau kepada sahabat yang lain.

Sebagai tentara Allah, para sahabat tidak pernah ragu berjuang, sebagai panglima atau prajurit biasa. Wallahu a`lam!

Berhenti Sebelum Kenyang

Berhenti Sebelum Kenyang

Oleh: Moch Hisyam

Diceritakan, iblis la’natullah datang kepada Yahya bin Zakaria. Yahya bin Zakaria bertanya kepada iblis, “Apakah kamu memperoleh dariku sesuatu?

Iblis menjawab, “Tidak kecuali jika didatangkan kepadamu makanan pada malam hari kemudian aku membuatmu bernafsu sehingga kamu makan dengan sangat kenyang kemudian kamu tertidur.

Yahya pun berkata, “Demi Allah SWT saya tidak akan makan sampai kekenyangan untuk selamanya.

Iblis juga berkata, “Demi Allah selamanya aku akan menyuruh anak Adam supaya makan dengan sangat kenyang.

Kisah yang dinukil dari kitab Madaarijus Salikin diatas, memberikan pelajaran penting bagi kita saat kita makan.

Yakni, hendaknya kita berhati-hati saat kita makan. Jangan sampai kita terbujuk rayu iblis yang membuat kita  bernafsu untuk melahap makanan sampai kita kekenyangan.

Bila hal ini terjadi bukan hanya akan mengganggu pencernaan dan kesehatan kita, juga menjadikan diri kita dikuasai iblis.

Sebab, perut yang kenyang menjadikan aliran darah semakin terbuka dan membuat iblis leluasa masuk dan menguasai diri kita.

Karena sesungguhnya, iblis itu berjalan di aliran darah manusia. Rasulullah SAW bersabda;

Sesungguhnya setan itu berjalan pada anak Adam mengikuti aliran darah.” (Muttafaqun ‘alaih).

Akibatnya, menjadikan perut kita sakit. Selain itu juga membuat kita lalai beribadah kepada Allah SWT. Bahkan, dapat  menjerumuskan kita pada perbuatan maksiat.

Dalam Alquran surah Thaha (20) ayat 18, Allah berfirman;

Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah dia.’’

Sebagai seorang Muslim, hendaknya kita menjaga diri dari kekenyangan saat kita makan karena makan sampai kekenyangan bukanlah perilaku seorang Muslim.

Umat Islam  adalah umat yang tidak makan kalau tidak lapar dan tidaklah makan sampai kekenyangan.

Rasulullah bersabda;

“Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali lapar, dan jika kami makan maka kami tidak sampai kekenyangan.”

Makan sampai kekenyangan merupakan hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Sebab, kekenyangan  merupakan bagian dari perbuatan yang melampaui batas.

Dalam Alquran surah Al-A’raaf (7) ayat 31, Allah berfirman;

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Dalam ajaran Islam, makan dan minum itu sebagai sarana, bukanlah tujuan. Islam mengajarkan, makan dan minum bertujuan menjaga kesehatan badannya. Sebab, dengan badan sehat, umat Islam bisa beribadah kepada Allah secara maksimal.

Umat Islam tidak makan dan minum karena makanan dan minuman serta syahwat keduanya saja. Ia tidak lapar maka ia tidak makan dan jika tidak kehausan ia tidak minum. Agar tidak kekenyangan saat kita makan, mari kita ikuti petunjuk Rasulullah.

‘’Tidak ada yang dipenuhkan manusia lebih buruk dari perut, cukuplah bagi putra Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalaupun harus makan lebih banyak maka hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernapasan.” (HR IbnuMajah dan Ibnu Hibban, dan At-Tirmidzi melalui sahabat Nabi Miqdam bin Ma’di Karib). Wallahu’alam

Belajar Malu dari Rasulullah

Belajar Malu Dari Rasulullah

Oleh: Ina Salma Febriany

“..aku terlalu banyak bolak-balik kepada Tuhanku, sehingga menyebabkan aku malu kepada-Nya.” (HR Bukhari-Muslim)

Untaian diatas ialah petikan percakapan antara Rasulullah SAW dengan Nabi Musa AS selepas Rasulullah mendapatkan perintah shalat saat mi’raj. Sebelum mi’raj, Rasulullah dihantarkan Jibril sejenak mengunjungi Masjidil Aqsha sebagai penghormatan suci bahwa sebelumnya tempat itu (Baitul Maqdis) pernah menjadi kiblat umat Islam sebelum Ka’bah.

Sedangkan mi’raj, diartikan sebagai naiknya Rasulullah hingga banyak memperoleh pelajaran dari para nabi yang dikunjungi pada langit pertama hingga langit ketujuh. Ya, Isra dan Mi’raj. Pada akhirnya, perjalanan spiritual ini menjadi saksi bahwa perintah shalat yang disampaikan melalui Rasulullah SAW tidak serta-merta berjumlah lima waktu shalat.

Ada proses panjang sehingga Rasulullah memperoleh hasil akhir menjadi 5 waktu yang dalam hadits Shahih Bukhari-Muslim, sebelumnya adalah 50 waktu. Sungguh bilangan yang jika saja hingga detik ini berlaku demikian, kelak seperti apa yang diprediksikan Nabi Musa As, “Umatmu takkan sanggup Ya Rasul”.

Tentu bukan tanpa alasan Nabi Musa AS berkata demikian kepada Rasulullah SAW. Sesuai pengalaman beliau memimpin Bani Israil bertahun-tahun lamanya, hanya sedikit dari umatnya yang bersedia menjalankan perintah ibadah yang dianjurkan Allah SWT.

Dalam hadits tersebut juga dilukiskan bahwa dialog panjang antara Rasulullah dan Musa terjadi hingga Rasulullah hampir bolak balik menghadap Allah, memohon keringanan atau pengurangan waktu hingga hampir empat kali. Bayangkan, empat kali, hingga Beliau merasa malu terus menerus menuntut keringanan yang diusulkan Nabi Musa AS.

Proses panjang inilah yang kemudian sebaiknya menjadi renungan bahwa Rasulullah SAW memperjuangkan bilangan waktu shalat sesuai dengan apa yang kita mampu. Pada kenyataannya, apa yang disampaikan Nabi Musa adalah benar, umat Rasulullah (tidak) semua mampu.

Sebab, banyak yang mengaku Muslim, mengerjakan shalat, tapi lalai dalam waktunya, hingga Allah SWT sebut dalam surah Al-Ma’un dengan sahun, yakni orang-orang yang lalai terhadap waktu shalat. Ayat empat dalam surah tersebut menyebutkan betapa “celakanya” orang-orang yang shalat, “yakni” orang yang tidak menghiraukan waktunya alias menundanya.

Shalat akan menjadi sebuah rutinitas yang membosankan jika kita belum mengetahui tujuan dari shalat, yakni amr ma’ruf nahi munkar, yang berarti suatu usaha untuk mempertahankan perbuatan baik dan mencegah keburukan.

Oleh karenanya, shalat memerlukan kehadiran batin, hati, pikiran, hingga seluruh anggota tubuh untuk merendah di hadapan-Nya. Shalat juga harus melahirkan ihsan, atau perasaan takut kepada Tuhan.

Sehingga, diharapkan bahwa shalat betul-betul menjadi sarana yang ampuh untuk mengusir segala bentuk dorongan atau hasrat keji, entah itu menzalimi diri sendiri, melukai orang lain, atau memakan harta hasil korupsi. Wallahu a’lam.

Keutamaan Shalat Subuh

Beberapa Keutamaan Shalat Subuh

1. Salah Satu Penyebab Masuk Surga Rasulullah SAW bersabda;

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (H.R. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

2. Salah Satu Penghalang Masuk Neraka Rasulullah SAW bersabda;

“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (H.R. Muslim no. 634)

3. Jaminan Keselamatan Dari Allah. Rasulullah SAW bersabda;

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan (keselamatan) Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya diatas wajahnya dalam neraka jahannam.” (H.R. Muslim no. 163)

3. Pahalanya Seperti Shalat Semalaman. Rasulullah SAW bersabda;

“Barangsiapa yang shalat isya’ berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (H.R. Muslim no. 656)

5. Disaksikan Oleh Malaikat. Rasulullah SAW bersabda;

“Dan para Malaikat malam dan Malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh) .” (H.R. Bukhari no. 137 dan Muslim no. 632)